adsense

berita UN

LJUN yang Difotokopi Maupun yang Cacat Tetap Bisa Dipindai


Jakarta --- Universitas Negeri Jakarta (UNJ), sebagai perguruan tinggi negeri yang menjadi pusat lokasi pemindaian lembar jawaban ujian nasional (LJUN) di provinsi DKI Jakarta, menjamin keamanan dan keabsahan pemindaian LJUN. Setiap lembar pemindaian dilakukan dengan teliti dan hati-hati supaya siswa tidak dirugikan. Untuk memindai LJUN, UNJ menggunakan dua jenis mesin pindai (scanner), yaitu optic scanner dan image scanner.
Soeprijanto, Pembantu Rektor IV UNJ, mengajak tim portal Kemdikbud melihat langsung proses pemindaian LJUN yang terletak di gedung Pusat Studi dan Sertifikasi Guru UNJ, Jakarta. Di ruang pemindaian terdapat dua jenis mesin pindai (scanner), yaitu optic scanner dan image scanner. Optic scanner digunakan untuk memindai LJUN asli dan utuh, yang tidak memiliki kerusakan atau cacat. Sedangkan image scanner digunakan untuk memindai LJUN hasil fotokopi dan LJUN yang rusak atau cacat, sehingga tidak bisa dipindai dengan optic scanner.
Tingkat kecacatan LJUN pun beragam. Ada yang kertasnya sobek di bagian tertentu, dan ada yang mengalami pergeseran garis di kertas akibat percetakan. Perlakuan petugas pemindai LJUN di UNJ pun berbeda-beda, tergantung jenis kecacatannya. Untuk LJUN yang sobek di bagian tertentu, masih bisa dipindai dengan image scanner jika sobekannya tidak kena di bagian yang substansi. Sedangkan jika sobek di bagian yang substansi, misalnya di bagian pembulatan jawaban akibat dihapus terlalu keras, petugas akan menambal LJUN tersebut dengan potongan LJUN khusus di bagian pilihan jawaban. Penambalan LJUN tersebut dilakukan dengan menggunakan selotip. Sementara untuk LJUN yang tidak bisa dipindai sama sekali, petugas akan menyalin secara manual jawaban dari LJUN peserta ke LJUN kosong yang sudah disiapkan oleh Puspendik Balitbang Kemdikbud.
Menjawab kekhawatiran masyarakat akan kualitas LJUN yang difotokopi, Soeprijanto menjelaskan, LJUN hasil fotokopi tetap bisa dipindai dengan sempurna oleh image scanner. Hal tersebut dibuktikannya dengan memperlihatkan proses kerja mesin pindai itu di hadapan tim portal Kemdikbud, saat berkunjung ke UNJ pada Senin siang, (29/4).
Pemindaian LJUN di UNJ sudah memasuki minggu ke-3. Itu berarti, tinggal sedikit lagi pemindaian akan selesai. Soeprijanto menjelaskan, dari total 128-ribu LJUN di provinsi DKI Jakarta, hanya tinggal LJUN paket C yang belum dipindai.  “Hari ini bisa selesai semua kecuali paket C, sekitar 7-ribu,” katanya.
Sementara Irsal, Kepala Pusat Komputer (Puskom) UNJ mengatakan, dibutuhkan waktu lebih lama untuk memindai LJUN paket C. “Paket C ukurannya beda. Biasanya satu hari bisa selesai 8 boks LJUN, tapi kalau paket C hanya bisa selesai 2 boks sehari,” katanya.
Irsal menjelaskan, jumlah petugas pemindaian LJUN di UNJ berjumlah 30 orang yang dibagi menjadi dua shift. Shift pertama bertugas mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB, sedangkan shift kedua bertugas pukul 16.30 – 00.30 WIB. Ruang pemindaian pun dijaga tetap steril, supaya pihak yang tidak berkepentingan tidak bisa masuk. Penjagaan ketat dilakukan bekerja sama antara petugas keamanan internal UNJ dengan pihak kepolisian yang berjaga selama 24 jam. (DM)

berita UN

BSNP Nyatakan UN SMA Sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013 Sah


Jakarta --- Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa pelaksanaan ujian nasional (UN) untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan yang sederajat tahun pelajaran 2012/2013 dinyatakan sah. Hal tersebut disampaikan Ketua BSNP, Aman Wirakartakusumah, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Jakarta, hari ini Senin (29/04). Pernyataan pers BSNP tersebut dapat diunduh pada tautan berikut ini.
Ketua BSNP menyatakan bahwa prosedur operasi standar (POS) UN 2012/2013 disusun BSNP untuk pelaksanaan UN dalam situasi dan kondisi normal. Pada saat terjadi situasi yang tidak diinginkan, yang dalam hal ini dipicu ketidakmampuan salah satu percetakan menyelesaikan pekerjaannya, maka berdasarkan Pasal 3 Peraturan BSNP Nomor 0020/P/BSNP/I/2013 tentang POS UN SMP Sederajat dan SMA Sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan memperhatikan hak siswa dalam mengikuti UN, dan adanya variasi soal antar zona, serta adanya 20 variasi soal dalam setiap ruang, BSNP setelah berkoordinasi dengan Pemerintah (Kemdikbud), membuat keputusan untuk menetapkan langkah-langkah yang belum diatur dalam POS UN sebagai berikut:
  1. Penggeseran jadwal pelaksanaan UN SMA sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013 di 11 provinsi;
  2. Penggandaan naskah soal UN dengan fotokopi yang dikoordinasikan perguruan tinggi dan disaksikan oleh dinas pendidikan dan kepolisian.
Setelah memperoleh konfirmasi dari Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) bahwa pelaksanaan UN SMA sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013 telah mengikuti prosedur yang ditetapkan di dalam POS dan surat edaran BSNP di atas, maka BSNP menyatakan pelaksanaan UN SMA sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah sah. (NW)

berita UN

Rektor PTN Jamin Pemindaian Lembar Jawaban UN Tak Rugikan Siswa


Jakarta--Walaupun banyak yang mengeluhkan kualitas lembar jawaban UN  tidak baik, tipis  dan hasilnya bisa merugikan siswa namun   sinyalemen tersebut terbantahkan oleh sejumlah rektor perguruan tinggi negeri (PTN) yang menjamin pemindaian lembar jawaban ujian nasional (LJUN) akan dilakukan secara teliti dan hati-hati sehingga tidak merugikan siswa. Hal tersebut terungkap dalam rapat kerja (Raker) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dengan Komisi X DPR pada Jumat, (26/4).
Dalam RDP tersebut, Mendikbud Mohammad Nuh didampingi Wamendikbud bidang pendidikan, Musliar Kasim, Wamendikbud bidang kebudayaan, Wiendu Nuryanti, para pejabat eselon 1 Kemdikbud, serta beberapa rektor PTN. Hadir di antaranya Rektor Universitas Haluoleo, Usman Rianse, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Bejo Suyanto, dan Rektor Universitas Negeri Semarang.
Tipisnya kertas LJUN membuat kekhawatiran berbagai pihak, termasuk Komisi X DPR, terhadap proses pemindaian. Dikhawatirkan, masalah teknis dalam pemindaian bisa merugikan siswa. Namun hal tersebut dibantah para rektor PTN yang hadir.
Rektor Universitas Haluoleo, Usman Rianse, menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir proses pemindaian atas LJUN bakal merugikan peserta UN. "Perlu saya sampaikan bahwa apa yang dikawatirkan masyarakat tentang naskah LJUN yang tipis dan fotokopi, itu memang dengan scan normal, akan ngadat, tapi dengan sistim scan image tidak ada masalah, baik yang fotokopi maupun tipis," jelasnya. Ia menambahkan, saat ini pemindaian di Kendari, sudah mencapai 47-persen.
Sementara Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rochmat Wahab, menambahkan, banyak kalangan beranggapan pelibatan PTN dalam pengawasan UN sebagai respon atas ketidakpercayaan pemerintah pada pihak sekolah. Namun Rochmat menilai anggapan itu tidak tepat karena keterlibatan PTN untuk membantu siswa peserta UN.
"Justru kehadiran PTN menyelamatkan siswa agar tidak dirugikan. Karena dulu kalau LJUN tidak terbaca pemindaian ya sudah, sekarang pemindaian dilakukan dengan teliti, kalau ada yang tidak terbaca akan dicek kembali, mungkin ada yang kurang hitam atau rusak saat menghitamkan," jelasnya. Ia menuturkan, UNY telah berkoordinasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud dalam melakukan image scanner.
Hal senada juga diungkapkan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Bedjo Sujanto. Ia mengatakan, secara umum pembagian LJUN di wilayah Jakarta tidak memiliki kendala ketika dilakukan pemindaian. "Kami menangani 27 rayon dan selama ujian berlangsung memang ada keluhan dengan lembar jawaban namun sampai hari ini tidak ada masalah dengan pemindaian," ujarnya. Peran serta PTN dalam pemindaian LJUN diharapkan berjalan dengan baik dan lancar sehingga jadwal pengumuman hasil UN pun bisa tepat waktu tandasnya. (DM/JS)