Rektor PTN Jamin Pemindaian Lembar Jawaban UN Tak Rugikan Siswa
Jakarta--Walaupun
banyak yang mengeluhkan kualitas lembar jawaban UN tidak baik, tipis
dan hasilnya bisa merugikan siswa namun sinyalemen tersebut
terbantahkan oleh sejumlah rektor perguruan tinggi negeri (PTN) yang
menjamin pemindaian lembar jawaban ujian nasional (LJUN) akan dilakukan
secara teliti dan hati-hati sehingga tidak merugikan siswa. Hal tersebut
terungkap dalam rapat kerja (Raker) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) dengan Komisi X DPR pada Jumat, (26/4).
Dalam RDP tersebut, Mendikbud Mohammad Nuh
didampingi Wamendikbud bidang pendidikan, Musliar Kasim, Wamendikbud
bidang kebudayaan, Wiendu Nuryanti, para pejabat eselon 1 Kemdikbud,
serta beberapa rektor PTN. Hadir di antaranya Rektor Universitas
Haluoleo, Usman Rianse, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Bejo Suyanto, dan
Rektor Universitas Negeri Semarang.
Tipisnya kertas LJUN membuat kekhawatiran berbagai
pihak, termasuk Komisi X DPR, terhadap proses pemindaian.
Dikhawatirkan, masalah teknis dalam pemindaian bisa merugikan siswa.
Namun hal tersebut dibantah para rektor PTN yang hadir.
Rektor Universitas Haluoleo, Usman Rianse,
menyatakan, masyarakat tak perlu khawatir proses pemindaian atas LJUN
bakal merugikan peserta UN. "Perlu saya sampaikan bahwa apa yang
dikawatirkan masyarakat tentang naskah LJUN yang tipis dan fotokopi, itu
memang dengan scan normal, akan ngadat, tapi dengan sistim scan image
tidak ada masalah, baik yang fotokopi maupun tipis," jelasnya. Ia
menambahkan, saat ini pemindaian di Kendari, sudah mencapai 47-persen.
Sementara Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY), Rochmat Wahab, menambahkan, banyak kalangan beranggapan
pelibatan PTN dalam pengawasan UN sebagai respon atas ketidakpercayaan
pemerintah pada pihak sekolah. Namun Rochmat menilai anggapan itu tidak
tepat karena keterlibatan PTN untuk membantu siswa peserta UN.
"Justru kehadiran PTN menyelamatkan siswa agar
tidak dirugikan. Karena dulu kalau LJUN tidak terbaca pemindaian ya
sudah, sekarang pemindaian dilakukan dengan teliti, kalau ada yang tidak
terbaca akan dicek kembali, mungkin ada yang kurang hitam atau rusak
saat menghitamkan," jelasnya. Ia menuturkan, UNY telah berkoordinasi
dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud dalam
melakukan image scanner.
Hal senada juga diungkapkan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Bedjo Sujanto. Ia mengatakan, secara umum pembagian LJUN di wilayah
Jakarta tidak memiliki kendala ketika dilakukan pemindaian. "Kami
menangani 27 rayon dan selama ujian berlangsung memang ada keluhan
dengan lembar jawaban namun sampai hari ini tidak ada masalah dengan
pemindaian," ujarnya. Peran serta PTN dalam pemindaian LJUN diharapkan
berjalan dengan baik dan lancar sehingga jadwal pengumuman hasil UN pun
bisa tepat waktu tandasnya. (DM/JS)
No comments:
Post a Comment